Menyelami Makna Filosofis Tokoh Pewayangan Punakawan

Tokoh pewayangan punakawan dalam cerita pewayangan memiliki makna filosofis yang bisa kita jadikan panutan. Ada 4 tokoh yangakan kita bahas:

Tokoh pertama adalah Semar atau Batara Ismaya Batara Iswara Jurudyah Punta Prasanta. Semar merupakan tokoh utama dalam punakawan di pewayangan Jawa. Dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para kesatria dalam pementasan wiracarita Mahabharata dan Ramayana. Dewa ini turun ke bumi dan berwujud sebagai manusia. Buruk rupa tetapi arif bijaksana.

Tokoh kedua dalam kisah wayang golek (wayang versi Sunda), Gareng adalah anak terakhir dari Semar.  Namun pada kisah pewayangan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Nala Gareng merupakan anak pertama dari Semar. Memiliki sifat berhati-hati dalam bertindak & tidak suka mengambil hak orang lain.

Baca Juga:

Tokoh ketiga adalah Petruk. Seorang punakawan dalam pewayangan Jawa yang merupakan keturunan dari trah Witaradya. Digambarkan dengan perawakan tinggi, mancung dan jenaka. Petruk memiliki selera humor tinggi, pengayom serta pembawa manfaat. Namun memiliki hobi bertarung karena dia seorang yang pilih tanding atau sakti.

Tokoh yang terakhir adalah Ki Lurah Bagong atau cepot. Salah satu tokoh punakawan dalam kisah pewayangan yang berkembang di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Tokoh ini dikisahkan sebagai anak bungsu Semar. Dalam pewayangan Sunda juga terdapat tokoh panakawan yang identik yaitu Cepot atau Astrajingga. Memiliki perawakan mirip dengan Semar. Posturnya pendek dan gemu. Memiliki mulut besar dan sering tergopoh-gopoh ketika berjalan. Kebiasaannya adalah banyak bicara dan suka ceroboh dalam mengambil keputusan.

Walau demikian tokoh punakawan selalu hidup di dalam suasana kerukunan sebagai satu keluarga. Tokoh pewayangan menunjukkan sifat atau watak. Perilaku manusia yang tidak semuanya baik. Sehingga setiap orang harus bisa memahami watak orang lain dan toleran dalam bermasyarakat.

Wisata edukasi mempersembahkan paket ecotainment virtual fieldtrip. Membuat Wayang dan mewarnainya. Dimana siswa diajarkan tentang makna filosofis wayang. Membuat wayang sendiri sehingga siswa bisa lebih meresapi filosofis wayang dan bangga akan kearifan lokal sebagai Fundamental untuk Go International.

Reservasi: Ms. Jane, 0813-83765977

Leave a Reply